tapi pertama-tama,
Apa itu Kepemimpinan?
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan tempat tinggal pastilah memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang, ketika seseorang berada pada lingkungan pemalas maka pastinya orang tersebut akan menjadi pemalas juga sebagaimana lingkungannya. Oleh karena itu muncul lah sosok ayah yang berusaha membesarkan kita sebagai insan – insan yang bermoral dan berbudi pekerti luhur. Seorang ayah yang berperan sebagai pemimpin keluarga berusaha untuk mengontrol dan membimbing seluruh kelurganya sesuai apa yang diinginkan olehnya.
Tipe- Tipe Kepemimpinan
Ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas.
Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan
Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
• Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
• Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu
Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
• Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
• Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
• Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
• Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
• Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
Pada umumnya dalam kepemimpinan dalam keluarga seorang ayah menggunakan cara memimpin yang bergaya karismatik, sehingga anak-anaknya melihat sosok ayah sebagai sosok yang berkarisma dan patut untuk dicontoh. Namun terkadang dapat kita lihat beberapa ayah yang menerapkan gaya kepemimpinan transaksional. Dalam hal ini saya akan membahas kelebihan dan kekurangan gaya kepemimpinan transaksional dalam berkeluarga, kelebihan yang sangat mencolok ialah system reward, jika seorang anak melakukan sesuatu yang lebih atau mengukir prestasi dan diberi penghargaan oleh ayahnya, maka motivasi yang besar akan tumbuh dalam diri anak, namun sebaliknya ketika seorang ayah memberi hukuman dan memarahi anaknya maka tingkat motivasi bisa menurun atau meningkat, tergantung tingkat hukumannya, dan juga tergantung cara menerimanya. Tapi jika saya telisik lebih dalam lagi, maka menurut saya ketika punishment telah dijatuhkan maka yang biasa anak terima ialah rasa emosi dan turunnya motivasi, bahkan ada beberapa anak yang akan malas dan takut melakukan pekerjaan yang gagal tadi.
Jadi sebaiknya seorang ayah lebih baik menggunakan gaya kepemimpinan yang karismatik, dalam hal ini seluruh konteks mendidik dan mengembangkan potensi anak dapat dilakukan. Ketika ayah melihat anak memiliki lingkungan yang tidak bagus, langsung memberi masukan-masukan berupa saran kepada anaknya dan memberi arahan untuk memiliki lingkungan yang jauh lebih baik, pasti kita semua mengalami hal itu, oleh karena itu jika menjadi seorang ayah sebaiknya selalu mengontrol dan memberi arahan dan contoh kepada anak-anaknya sehingga kelak anak-anaknya dapat menjadi calon pemimpin-pemimpin yang berkualitas.
Hanya itulah informasi yang penulis dapat berikan, semoga bermanfaat! Terima kasih telah berkunjung :)
No comments:
Post a Comment